1. Surat Al-Anfal Ayat 27
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS: Al-Anfaal ayat 27)
2. Surat Al-Muminun Ayat 8
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
(QS:Al-Muminun ayat
Kedua ayat diatas berisi tentang pentingnya menjaga amanah/janji dan larangan untuk khianat. Secara bahasa amanah bermakna al-wafa (memenuhi/menyampaikan) dan wadiah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Sedangkan khianat artinya mengingkari tanggung jawab, berbuat tidak setia, atau melanggar janji yang telah dia buat. Secara luas khianat berarti mengingkari tanggung jawab yang telah dipercayakan terhadap dirinya, baik datangnya dari orang lain maupun dari Allah SWT.
Amanah/janji dan khianat adalah kata-kata yang saling berlawanan makna dan salig baerkaitan. Dengan tegas ALLAH SWT melarang orang-orang yang beriman untuk khianat terhadap amanat dari ALLAH SWT dan Rasulullah SAW, yang berarti larangan untuk lalai terhadap segala perintah dan kewajiban sebagai seorang muslim, seperti sholat yang merupakan amanah dari Nya untuk dijalankan sesuai syariat. Amanah dari sesama manusia seperti amanah jabatan seorang anggota legislatif, rakyat telah memberinya kepercayaan dan amanah untuk memeprjuangkan nasib rakyat di pemerintahan, dan ini merupakan sebuah keniscayaan untuk ditunaikan. Dan ALLAH SWT dengan tegas melarang untuk berkhianat, larangan dalam al-quran memiliki arti kewajiban untuk dihindari dan haram hukumnya apabila tetap dilaksanakan, seperti korupsi yang terjadi di jajaran anggota legislatif, berarti mereka telah ingkar atas amanah yang mereka emban dari rakyat dan ini merupakan hal yang dilaknat ALLAH SWT.
B. Asbabun Nuzul
Sebab turunnya surat Al-Anfal ayat 27 dalam suatu riwayat dimulai dengan penundukkan Bani Quraidzah oleh Rasulullah SAW beserta bala tentara islam. Rasul memerintahkan kepada Bani Quraidzah untuk taat terhadap apapun keputusan/ketetapan dari Saad bin Muadz dan mereka pun menyutujuinya. Namun mereka memohon kepada Rasulullah SAW untuk mengutus Abu Lubabah kepada mereka, kemudian beliau pun memenuhi permohonan mereka.
Saat Abu Lubabah telah hadir dihadapan mereka, terjadilah dialog antara mereka dengannya.
Wahai Abu Lubabah, haruskah kami mentaati perintah dari Saad bin Muadz? Tanya Bani Quraidzah.
Abu Lubabah menjawab, Demi ALLAH, jika kalian mematuhinya maka kalian seperti ini, kemudian dia menaruh tangannya di lehernya seperti ingin memotongnya, yang berarti jika Bani Quraidzah tetap mematuhi perintah Saad bin Muadz maka mereka seperti memotong leher mereka sendiri/bunuh diri.
Tiba-tiba muncul rasa bersalah dari dalam hati Abu Lubabah karena telah berusaha membuat Bani Quraidzah berkhianat terhadap janji mereka kepada Rasulullah untuk taat terhadap Saad bin Muadz. Lalu Abu Lubabah berlari menuju masjid Madinah dan mengikatkan dirinya di tiang masjid. Dia bersumpah tidak akan membuka tali tersebut kecuali Rasulullah SAW sendiri yang melepasnya. Semua orang berkerumun dan berusaha membujuk Abu Lubabah untuk membuka ikatannya. Namun dengan lantang dan penuh penyesalan ia berkata,
Demi ALLAH, aku tidak akan membukanya hingga Rasulullah SAW yang membukanya dengan tangan beliau sendiri!
Rasulullah SAW yang mengetahui kejadian tersebut segera bergegas menuju masjid Madinah. Saat tiba di masjid, beliau segera melepaskan ikatan tersebut dan memberitahukannya bahwa ALLAH SWT telah mengampuni dosanya. Abu Lubabah yang gembira atas kabar tersebut lalu berkata,
Aku akan menyedekahkan seluruh hartaku.
Kemudian Rasulullah SAW besabda, Sedekahkanlah sepertiganya saja.
Untuk sebab turunnya surat Al-Muminun ayat 8, penulis tidak menemukannya di referensi apapun.
C. Telaah Tafsir
1. Surat Al-Anfal Ayat 27
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS: Al-Anfaal ayat 27)
Setelah ayat sebelumnya menyebut tentang aneka nikmat dan ditutup dengan kewajiban mensyukurinya, disini orang-orang beriman diingatkan untuk tidak mengabaikan perintah bersyukur dengan menegaskan bahwa: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mengkhianati yakni mengurangi sedikitpun hak Allah sehingga mengkufuriNya atau tidak mensyukurinya dan juga jangan mengkhianati Rasuullah Muhammad SAW. Dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kamu, oleh siapapun, baik amanat itu amanat orang lain maupun keluarga seperti istri dan anak, muslim ataupun nonmuslim, sedang kamu mngetahui.
Kata (??????) takhuunuu diambil dari kata (?????) al-khaun yakni kekurangan, antonimya adalah (??????) al-wafaa yang berarti kesempurnaan. Selanjutnya kata khianat digunakan sebagai antonim dari amanat karena jika seseorang mengkhianati pihak lain, dia telah mengurangi kewajiban yang harus ia tunaikan. Kata (??????)amaanaat adalah bentuk jamak dari kata ( ????) amanah yang terambil dari kata (???) amina yang berarti merasa merasa aman dan percaya. Siapa yang dititipi amanat, berarti yang menitipkannya percaya padanya dan meresa aman bahwa sesuatu yang dititipkan akan dipelihara olehnya-secara aktif-atau paling tidak secara pasif hingga nanti suatu saat diminta kembali oleh yang menyerahkannya, ia akan mendapati titipannya tidak hilang, tidak kurang, dan tidak rusak, tetap sebagaimana ketika diserahkan sebagai pemeliharaan pasif, bahkan lebih baik dan berkembang sebagai pemeliharaan aktif.
Segala sesuatu yang ada dalam genggaman manusia adalah amanat Allah SWT. Agama adalah amanat Allah, bumi dan segala isisnya adalah amanat Allah, keluarga dan anak-anak adalah amanat Allah, bahkan jiwa dan raga manusia bersama potensi yang melekat pada dirinya adalah amanat Allah SWT. Semua harus dipelihara dan dikembangkan.
Amanat manusia terhadap manusia menyangkut banyak hal, bukan hannya harta benda yang dititpkan atau ikatan perjanjian yang disepakati, tatapi termasuk juga rahasia yang dibisikkan.
Pengulangan kata (??????) takhuunuu/mengkhianati oleh Al-BiqaaI dipahami sebagai isyarat bahwa khianat kepada Allah berbeda pada khianat selainNya. Khianat kepada Allah bersifat hakiki karena segala sesuatu, termasuk apa yang diamatkan oleh manusia kepada manusia lain, bersumber dariNya, sedangkan khianat kepada selainNya bersifat majaazi. Demikian yang ditulis oleh Al-Baaqi. Karena itu pengulangan bertujuan mengisyaratkan bahwa pengkhianatan amanat manusia tidak lebih kecil dosanya dan tidak lebih kurang dampak buruknya daripada mengkhianati Allah dan RasulNya.
ThabaathabaaI memahami penggalan kalimat (?????? ? ?? ?? ???) takhuunuu amaanaatikum/mengkhianati amanat-amant kamu sebagai satu kesatuan yang berkaitan dengan khianat kepada Allah dan RasulNya. Ada amanat Allah kepada manusia, seperti hokum-hukum yang disyariatkanNya agar dilaksanakan. Ada amanat Rasul SAW kepada manusia, seperti keteladanan yang beliau tampilkan, ada amanat antar sesame manusia, seperti penitipan harta benda dan rahasia. Adalagi yang merupakan amanat bersama-Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin-yaitu persoalan-pesoalan yang dititipkan Allah dan dilakukan Rasul SAW dan diraih manfaatnya oleh kaum mukminin. Amanat ini melahirkan kemaslahatan masyarakat. Ini anatar lain seperti rahasia militer atau politik yang bila dibocorkan dapat merugikan kaum muslimin juga melanggar hak Allah dan RasulNya.
Firman-Nya (? ???? ??????) wa antum talamuun /sedang kamu mengetahui dipahami oleh ThabaathabaaI sebagai bertujuan untuk membangkitkan fitrah dan rasa kepedulian yang muncul dari lubuk hati mitra bicara agar menghindari khianat itu. Dan bukanlah syarat larangan berkhianat.
Ada yang memahami penggalan ayat terakhir diatas sebagai bentuk toleransi melakukan khianat dalam artian boleh berkhianat jika tidak sadar akibat buruknya dan tidak boleh berkhianat jika sadar akan akibat buruknya. Lalu ada yang memahami penggalan tersebut sebagai larangan dan seorang mukminmengetahui bahwa khianat terhadap amanat adalah haram.
2. Surat Al-Mukminun Ayat 8
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
Kata (????????)amaanaatihim adalah bentuk jamak dari (?????) amaanah. Ia adalah sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan bila tiba saatnya dikembalikan kepada pemiliknya diterima dengan baik dan lapang dada. Kata amaanah diambil dari akar kata (?????) amina/percaya dan aman. Ini karena amanat disampaikan oleh pemiliknya atas dasar kepercayaannya kepada penerima bahwa apa yang diamanatkan akan terjaga, terpelihara, dan aman. Islam menegaskan bahwa kepercayaan merupakan dasar asas keimanan berdasarkan sabda Nabi SAW: Tidak ada iman bagi yang tidak memilki amanah. Amanah merupakan lawan kata dari khianat. Amanat membutuhkan kepercayaan dan kepercayaan itu melahirkan ketenangan bathin yang selanjutnya melahirkan keyakinan dan kepercayaan.
Kata (???) ahd berarti wasiat dan janji. Yang dimaksud adalah komitmen antara dua orang atau lebih untuk sesuatu yang disepakati oleh pihak-pihak yang berjanji. Misalnya, berjanji untuk bertemu disuatu waktu dan tempat tertentu. Ahd semacam ini adalah hal yang paling banyak dilanggar oleh umat manusia dan kaum muslimin. Padahal menepati janji merupakan salah satu cirri dari orang beriman.
Kata (?????) raauun terambil dari kata ???) ) raiya yaitu memperhatikan sesuatu agar tidak rusak, terbengkalai, dan sia-sia dengan jalan memelihara, membimbing, dan juga memperbaikinya bila terjadi kerusakan. Oleh ayat ini amanat dan janji berarti bahwa pelakunya member perhatian pada hal tersebut.
D. Kajian Keilmuan
Ayat 27 surat Al-Anfal dan ayat 8 surat Al-Mukminun berisi tentang menjaga amanat/janji serta larangan untuk berkhianat. Dan semua hal tersebut berkaitan erat dengan dampak buruk yang akan ditimbulkan, karena sesungguhnya Allah SWT idak akan melarang umatNya untuk melakukan sesuatu kecuali hal tersebut mendatangkan kemudharatan/hal buruk bagi pelaku.
Contoh dari dampak buruk akibat tidak menjaga amanah dan berkhianat adalah kasus korupsi. Ditinjau dari segi psikologis korupsi akan berdampak buruk bagi pelaku, diantaranya:
a. Gelisah
b. Hidup tidak tenang
c. Hilangnya rasa peduli dan tenggang rasa
d. Selalu merasa was-was
Adapun dari segi kesehatan, perilaku korupsi akan berdampak buruk bagi pelaku, diantaranya:
a. Memicu penyakit/gangguan pada organ-organ vital, seperti serangan jantung.
b. Stres
c. Memicu penyakit diabetes dan kolesterol, karena pelaku cenderung mengkonsumsi makanan apapun yang ia suka dan dapat ia beli karena kemampuan finansialnya dari hasil korupsi tanpa memikirkan dampak pada kesehatannya.
Selain dampak buruk bagi pelaku, orang lain pun seperti masyarakat sangat dirugikan dengan korupsi yang kian marak. Dari segi ekonomi menimbulkan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan ekonomi. Dari segi psikologis, masyarakat mulai tidak percaya dan cenderung tidak peduli pada pemerintah. Dari segi keamanan, akan banyak timbul kejahatan akibat dari ekonomi yang lemah. Dari segi kesehatan, kwalitas kesehatan masyarakat akan menurun akibat mahalnya biaya kesehatan.
Sesungguhnya masih banyak dampak buruk akibat tidak menjaga amanah dari sagala sisi. Inilah rahasia-rahasia dibalik firman Allah dalam Al-Quran khususnya pada ayat diatas. Tidaklah Allah melarang atau menyeru umat manusia akan sesuatu kecuali hal tersebut mendatangkan keburukan maupun kebaikan bagi manusia, karena Allah SWT tidak akan mendapatkan kerugian jika manusia melanggar larangannya dan tidak pula mendapat keuntungan apabila manusia menjalankan amanatnya.
E. Hadis yang Menunjang
? ?? ????? ?? ??? ? : ?? ?? ? ?? ?, ? ??? ??? ????, ? ?? ????? ???
Artinya: Rasulullah bersabda : Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu: apabila ia berkata maka ia berbohong, dan apabila ia berjanji maka ia ingkar, dan apabila ia diberi amanah maka ia berkhianat.
???: ??? ???? ??? ?? ?? ?? ???? ?????? ???: ??? ?????? ?? ??? ? ????? ?? ? : ??? ???? ????? ??? ??? ???? ?? ???? ??????
Artinya: Rasulullah bersabda : Apabila suatu amanat dirusak maka datanglah kiamat, sahabat bertanya : Bagaimana ya Rasululah?, Rasulullah menjawab: Jika suatu amanat diberikan kepada seseorang yang bukan ahlinya.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, M.Quraish.2002.Tafsir Al-Mishbah:Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran (volume4). Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M.Quraish.2009.Tafsir Al-Mishbah:Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran (volume8). Jakarta: Lentera Hati.
As-Shabury, Muhammad Ali.2000.Cahaya Al-Quran (volume2).Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
As-Shabury, Muhammad Ali.2000.Cahaya Al-Quran (volume4).Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al-Asqalany, Ibnu Hajar.Buluughul Maram. Indonesia: Pustaka Daar Ihya Al-Kitab Al-Arabiyyah.
Al-Quranul Karim
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHallo Bro, Sorry neh koreksi dikit. teks Al- Quran di atas ada yg salah cetak, Kalo ayat di atas mengacu paa surat Ath-Thalaaq maka inilah cetakan ayat yg benar وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا Jadi huruf ه (ha) pada lafadz اللَّهَ tidak tersambung dg huruf ي (ya) pd kata يَجْعَل oke broo..?? tengkyuh....
ReplyDeletebegitu juga huruf ل pd kata يَجْعَل tidak tersambung dg huruf ل pd kata لَّهُ di depannya
ReplyDelete